NAMA : DWIKIE BAYU RAMADHAN
KELAS : 3EB10
NPM : 22210218
Bankir bantah tudingan Darmin soal 'biang inefisiensi ekonomi'
JAKARTA: Kalangan perbankan
menolak kritik sebagai ‘biang keladi’ inefisiensi ekonomi. Mereka meminta bank
jangan hanya dilihat sisi penyaluran kredit murah, tetapi aspek lain yang
selama ini diberikan kepada masyarakat dan perekonomian nasional.
Ketua Umum Perbanas Sigit
Pramono mengatakan pemangku kepentingan dan publik harus memberikan kesempatan
perbankan sebagai suatu badan usaha untuk mencari keuntungan secara sehat dan
berkelanjutan sehingga mampu untuk memupuk modal.
"Itu [memupuk modal] akan
membuat bank akan terus menerus memberikan kontribusi dalam menggerakkan dan
menumbuhkan perekonomian bangsa. Selama ini ada kecenderungan sementara pihak
yang memandang bank hanya sebagai lembaga penyedia kredit belaka,” ujarnya kepada
Bisnis, Minggu 11 Desember.
Pendapat Sigit itu sekaligus
menanggapi pidato Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dalam acara Bankers
Dinner arah kebijakan bank sentral 2012.
Acara itu digelar akhir tahun
dari semula awal tahun agar menjadi peta jalan bankir dalam membuat kebijakan
kedepan.
Darmin menyampaikan bank sentral
pada 2012 akan memfokuskan kebijakan efisiensi pada industri perbankan.
Pasalnya bunga tinggi menjadi salah satu ‘biang kerok’ penghambat pertumbuhan
ekonomi.
Tahun depan Indonesia berpotensi
tumbuh 7,0%, tetapi karena sejumlah hambatan, di antaranya akses pembiayaan
berbiaya tinggi sehingga perekonomian hanya ditaksir pemerintah naik 6,3%-6,7%.
Untuk itu, kebijakan yang akan diambil adalah melanjutkan regulasi suku bunga dasar kredit dengan memastikan mekanisme pasar berjalan dengan baik sehingga sasaran kebijakan dapat dicapai.
“BI juga tengah mengkaji praktek pemberian tingkat bunga pada dana pihak ketiga di atas tingkat bunga yang ditetapkan oleh LPS serta mengkaji pembatasan pemberian hadiah bagi nasabah,” kata Darmin.
Untuk itu, kebijakan yang akan diambil adalah melanjutkan regulasi suku bunga dasar kredit dengan memastikan mekanisme pasar berjalan dengan baik sehingga sasaran kebijakan dapat dicapai.
“BI juga tengah mengkaji praktek pemberian tingkat bunga pada dana pihak ketiga di atas tingkat bunga yang ditetapkan oleh LPS serta mengkaji pembatasan pemberian hadiah bagi nasabah,” kata Darmin.
Sigit menyatakan saat ini
kinerja bank hanya diukur dari kredit yang diberikan dan berapa bunganya.
Padahal bank juga sebagai lembaga penyimpan dana sehingga masyarakat
dapat menyimpan dana atau menabung di bank.
“Bank juga menyelenggarakan
sistem pembayaran dan menyediakan jasa perbankan lainnya, sehingga memudahkan
masyarakat melakukan transaksi keuangan, dan jangan lupa bank juga pembayar
pajak terbesar,” tegasnya.
Menurutnya, bank yang
tumbuh lebih sehat secara berkelanjutan akan memperoleh laba lebih besar, bisa
memupuk modal dari laba untuk tumbuh secara berkelanjutan serta membayar pajak
lebih besar kepada negara. (ea)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar