Senin, 26 November 2012

Bankir bantah tudingan Darmin soal 'biang inefisiensi ekonomi'



NAMA           : DWIKIE BAYU RAMADHAN

KELAS          : 3EB10

NPM              : 22210218

Bankir bantah tudingan Darmin soal 'biang inefisiensi ekonomi'

JAKARTA: Kalangan perbankan menolak kritik sebagai ‘biang keladi’ inefisiensi ekonomi. Mereka meminta bank jangan hanya dilihat sisi penyaluran kredit murah, tetapi aspek lain yang selama ini diberikan kepada masyarakat dan perekonomian nasional.
Ketua Umum Perbanas Sigit Pramono mengatakan pemangku kepentingan dan publik harus memberikan kesempatan perbankan sebagai suatu badan usaha untuk mencari keuntungan secara sehat dan berkelanjutan sehingga mampu untuk memupuk modal.
"Itu [memupuk modal] akan membuat bank akan terus menerus memberikan kontribusi dalam menggerakkan dan menumbuhkan perekonomian bangsa. Selama ini ada kecenderungan sementara pihak yang memandang bank hanya sebagai lembaga penyedia kredit belaka,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu 11 Desember.
Pendapat Sigit itu sekaligus menanggapi pidato Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dalam acara Bankers Dinner arah kebijakan bank sentral 2012.
Acara itu digelar akhir tahun dari semula awal tahun agar menjadi peta jalan bankir dalam membuat kebijakan kedepan.
Darmin menyampaikan bank sentral pada 2012 akan memfokuskan kebijakan efisiensi pada industri perbankan. Pasalnya bunga tinggi menjadi salah satu ‘biang kerok’ penghambat pertumbuhan ekonomi.
Tahun depan Indonesia berpotensi tumbuh 7,0%, tetapi karena sejumlah hambatan, di antaranya akses pembiayaan berbiaya tinggi sehingga perekonomian hanya ditaksir pemerintah naik 6,3%-6,7%.

Untuk itu, kebijakan yang akan diambil adalah melanjutkan regulasi suku bunga dasar kredit dengan memastikan mekanisme pasar berjalan dengan baik sehingga sasaran kebijakan dapat dicapai.

“BI juga tengah mengkaji praktek pemberian tingkat bunga pada dana pihak ketiga di atas tingkat bunga yang ditetapkan oleh LPS serta mengkaji pembatasan pemberian hadiah bagi nasabah,” kata Darmin.
Sigit menyatakan saat ini kinerja bank hanya diukur dari kredit yang diberikan dan berapa bunganya.  Padahal  bank juga sebagai lembaga penyimpan dana sehingga masyarakat dapat menyimpan dana atau menabung di bank.
“Bank juga menyelenggarakan sistem pembayaran dan menyediakan jasa perbankan lainnya, sehingga memudahkan masyarakat melakukan transaksi keuangan, dan jangan lupa bank juga pembayar pajak terbesar,” tegasnya.
Menurutnya, bank yang  tumbuh lebih sehat secara berkelanjutan akan memperoleh laba lebih besar, bisa memupuk modal dari laba untuk tumbuh secara berkelanjutan serta membayar pajak lebih besar kepada negara. (ea)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar