Senin, 26 November 2012

KEBANGKITAN EKONOMI ISLAM




NAMA       : DWIKIE BAYU RAMADHAN
KELAS       : 3EB10
NPM           :22210218

KEBANGKITAN EKONOMI ISLAM
Beberapa posting yang saya baca mengenai ekonomi syariah melandaskan analisisnya pada krisis ekonomi USA vis a vis dengan kebangkitan ekonomi syariah ini. Ya itu ada benarnya. Tapi tidak menusuk kepada substansi pemikiran ekonomi yang paling fundamental. Yaitu menyangkut paradigma ekonomi.
Krisis finansial USA harus dibaca dalam kerangka kerapuhan epistemologi ekonominya, kapitalisme yang mendewakan profit. Mensucikan kebebasan pasar tanpa satu pun yang harus ikut campur di dalamnya dan memperkosa keadilan dan pendistribusiannya.
Saya lebih senang menggunakan istilah ekonomi Islam (Islamic Economic) ketimbang ekonomi syariah. Walau pun substansinya sama. Tetapi pada aspek etimologinya, istilah Islam lebih bermakna universal, yaitu jalan keselamatan. Sedangkan syariah kan maknanya hukum.
Rontoknya fundamen ekonomi USA mestinya menjadi titik balik bagi bangkitnya kembali ekonomi Islam. Di Indonesia, ekonomi Islam mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Ini ditunjang dengan pendirian Bank Mu’amalat pada tahun 90-an yang diakomodasi dengan baik oleh presiden, Soeharto.
Memasuki tahun 2000-an, banyak bank-bank konvensional yang turut membuka unit syariah. Dari aspek bisnis, memang cukup menggiurkan. Indonesia adalah penduduk muslim yang sangat besar. Akibatnya pertumbuhan bank syariah mendapat tempat yang baik di masyarakat. Sehingga profitabilitasnya berkembang baik.
Di Eropa pun tidak ketinggalan banyak bank-bank konvensional yang membuka unit syariah. Tetapi jangan bangga dulu, bahwa itu semua karena mereka sadar dari sisi paradigmatik dan nilai! Tidak. Mereka (termasuk yang di Indonesia) lebih karena motiv keuntungan ekonominya semata. Sementara hakikatnya tetap kapital. Jadi ini bisa disebut dengan kapitalisme syariah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar