|
NAMA :
DWIKIE BAYU RAMADHAN
KELAS :
3EB10
NPM :22210218
KEBANGKITAN EKONOMI ISLAM
Beberapa posting yang saya
baca mengenai ekonomi syariah melandaskan analisisnya pada krisis ekonomi USA
vis a vis dengan kebangkitan ekonomi syariah ini. Ya itu ada benarnya. Tapi
tidak menusuk kepada substansi pemikiran ekonomi yang paling fundamental. Yaitu
menyangkut paradigma ekonomi.
Krisis finansial USA harus dibaca dalam kerangka kerapuhan
epistemologi ekonominya, kapitalisme yang mendewakan profit. Mensucikan
kebebasan pasar tanpa satu pun yang harus ikut campur di dalamnya dan
memperkosa keadilan dan pendistribusiannya.
Saya lebih senang menggunakan istilah ekonomi Islam
(Islamic Economic) ketimbang ekonomi syariah. Walau pun substansinya sama.
Tetapi pada aspek etimologinya, istilah Islam lebih bermakna universal, yaitu
jalan keselamatan. Sedangkan syariah kan maknanya hukum.
Rontoknya fundamen ekonomi USA mestinya menjadi titik
balik bagi bangkitnya kembali ekonomi Islam. Di Indonesia, ekonomi Islam
mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Ini ditunjang dengan pendirian
Bank Mu’amalat pada tahun 90-an yang diakomodasi dengan baik oleh presiden,
Soeharto.
Memasuki tahun 2000-an, banyak bank-bank konvensional
yang turut membuka unit syariah. Dari aspek bisnis, memang cukup menggiurkan.
Indonesia adalah penduduk muslim yang sangat besar. Akibatnya pertumbuhan bank
syariah mendapat tempat yang baik di masyarakat. Sehingga profitabilitasnya
berkembang baik.
Di Eropa pun tidak ketinggalan banyak bank-bank
konvensional yang membuka unit syariah. Tetapi jangan bangga dulu, bahwa itu
semua karena mereka sadar dari sisi paradigmatik dan nilai! Tidak. Mereka
(termasuk yang di Indonesia) lebih karena motiv keuntungan ekonominya semata.
Sementara hakikatnya tetap kapital. Jadi ini bisa disebut dengan kapitalisme
syariah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar